Untranslate: Aplikasi yang Mengajarkan Bahasa melalui Pembelajaran Kontekstual

Menggali Nuansa Bahasa melalui Pengalaman Subjektif

Bahasa bukan hanya sekadar alat, tetapi juga cerminan dari budaya, masyarakat, media, dan sosio-politik di sekitarnya. Oleh karena itu, hakikat sejati suatu bahasa tidak dapat sepenuhnya diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Beberapa kata, frasa, dan ungkapan hanya dapat dipahami sepenuhnya dengan berinteraksi dengan budaya dan orang-orang yang telah melahirkan dan membesarkan bahasa tersebut. Banyak orang yang tumbuh di luar negara atau daerah asal mereka sering kehilangan kesempatan untuk tenggelam dalam bahasa dan budaya asli mereka.

Untranslate menjelajahi hambatan antar bahasa melalui pengalaman subjektif orang-orang. Ini adalah aplikasi yang mengajarkan nuansa bahasa melalui pembelajaran berbasis konteks. Berbeda dari sumber akademik tradisional, aplikasi ini memperkenalkan referensi budaya dan konten spesifik yang hanya dapat dipelajari dengan tinggal di tempat yang sesuai atau melalui percakapan dengan penutur asli.

Untranslate memberikan pengguna dengan satu kata atau frasa dari daftar kata yang kaya konteks. Setelah memilih kata tersebut, aplikasi ini menyajikan empat konteks yang berbeda, yaitu historis, budaya, sosial, dan sehari-hari.

Sebagai bagian dari empat konteks tersebut, Untranslate menyajikan pengguna dengan etimologi kata tersebut; daftar konten budaya yang dipilih seperti buku, film, dan lagu; akses ke artikel berita dan klip video; serta pengetahuan tentang cara menggunakan kata tersebut dalam percakapan sehari-hari.

Aplikasi ini dirancang untuk dapat diakses melalui perangkat seluler, tablet, dan laptop. Tampilan dan grafiknya tidak hanya dapat disesuaikan tetapi juga sesuai dengan standar aksesibilitas untuk semua jenis pengguna.

Untranslate adalah hasil proyek yang dimulai di New York City pada Agustus 2019 dan selesai pada Mei 2021. Sejak itu, aplikasi ini telah memenangkan beberapa penghargaan bergengsi, termasuk Graphic Design USA Award, Best Award (dihadiri oleh DINZ), ADGA Award, dan Communication Arts Interaction Design Award.

Penelitian di balik Untranslate melibatkan wawancara langsung dengan beberapa penutur asli dari berbagai bahasa. Tujuan dari wawancara tersebut adalah untuk mendapatkan informasi pengalaman tentang persepsi mereka terhadap bahasa, asosiasi sosial dan politik mereka dengan bahasa tersebut, serta anekdot apa pun yang terkait dengan latar belakang linguistik mereka. Gambar dan kutipan juga diminta dari narasumber untuk membuat konten aplikasi lebih dapat didekati dan ramah.

Tantangan utama dalam proyek ini timbul dari gagasan bahwa bahasa itu sendiri dapat menjadi alat yang tidak efektif dalam berkomunikasi secara mulus di antara batas-batas dan latar belakang yang berbeda. Selama membangun konten dan alur aplikasi, sangat penting untuk mendapatkan informasi dari sumber yang kredibel dan langsung, serta memperhatikan informasi sosial dan budaya yang relevan. Ada beberapa tahap pemeriksaan fakta untuk menghasilkan konten yang paling akurat dan tidak memihak.

Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan budaya dan identitas suatu masyarakat. Dengan Untranslate, pengguna dapat memahami nuansa bahasa melalui pembelajaran kontekstual yang mendalam. Aplikasi ini mengatasi batasan-batasan pembelajaran bahasa tradisional dan membantu pengguna untuk merasakan bahasa seolah-olah mereka hidup di tengah budaya yang sesuai. Dengan Untranslate, bahasa tidak lagi menjadi hambatan, tetapi menjadi jembatan untuk memahami dan menghargai keragaman dunia.